Ini Favoriteku Langsung ke konten utama

Informasi Terbaru

Cara Menemukan Minat dan Mengasah Bakat Pada Diri Sendiri

Oleh Kharisma Intania Banyak yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari keturunan ataupun berasal dari lahir. Bakat sendiri dipercaya sebagai hal yang paling disenangi oleh manusia karena bisa membantu manusia. Bakat erat hubungannya dengan pekerjan yang nantinya akan kita kerjakan, misalnya anda memiliki bakat bermain sepakbola, maka anda bisa menekuni sepak bola sebagai pekerjaan. Pun juga jika anda berbakat sebagai pelukis, anda bisa menjadi pelukis atau berprofesi sebagai designer. Kita sering bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya bakat yang kita miliki, banyak orang merasa bosan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan dan menganggap pekerjan yang mereka lakukan tidak sesuai bakat dan kemampuan. Meskipun, jika tidak di asah

Masih Galau, Jurusan IPA VS Jurusan IPS ?

Hasil gambar untuk ipa vs ips

Halo, semuanya!
Buat lo yang sekarang di bangku SMA, pasti tau dengan istilah “penjurusan”. Penjurusan di SMA ini secara umum dibagi menjadi IPA (Ilmu pengetahuan alam) dan IPS (ilmu pengetahuan sosial). Dulu sih masih ada beberapa sekolah yang masih memberikan opsi jurusan Bahasa (mungkin sekarang masih ada juga). Bahkan sebelum itu, penjurusan di SMA dibagi menjadi lebih spesifik, ada jurusan Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa, dll. Tapi untuk pembahasan artikel kali ini, gua mau fokus untuk bahas tentang perbandingan jurusan IPA dan IPS.

Sebelum lanjut, gua mau cerita pengalaman kecil gua beberapa waktu yang lalu dicurhatin sama sepupu yang baru aja memutuskan jurusannya. Berhubung sepupu gua ini seneng debat ngikutin perkembangan politik dan ekonomi mancanegara, dia memilih IPS sebagai penjurusan di masa SMA-nya. Setelah sebulan menjalani kegiatan belajar-mengajar, sepupu gue mengeluh bahwa dia selalu dibanjiri dengan pertanyaan sama teman-temannya

“Eh kenapa sih masuk IPS? Padahal kan lo pinter!” 

JREENG....!! Nah lho, pernah gak sih lo yang punya nilai akademis oke di jurusan IPS ditanyain hal yang sama? Emangnya kalau sepupu gue pinter, kenapa temen-temennya pada nanyain kenapa dia nggak masuk jurusan IPA? Emang kalau lo pinter harus masuk jurusan IPA, ya? Emangnya anak-anak di jurusan IPS itu nggak sepinter mereka yang di IPA yak?

Kalo mau bicara konsep ideal dari tujuan awal pemisahan antara dua rumpun ilmu tersebut, tentu saja jawabannya : nggak dong, anak IPA dan IPS kan punya ranahnya masing-masing. Tapi kalo kita balik ke realita, nggak bisa dipungkiri bahwa emang ada fenomena ganjil dalam dunia pendidikan kita, dimana jurusan IPS dinilai lebih inferior dibandingkan jurusan IPA. Bahkan kalo dibedah, jurusan IPA seolah-olah dipandang sebagai jurusan yang berisi anak-anak yang rajin belajar, suka ngitung, anak baik-baik, pekerja keras, tapi kurang banyak bergaul karena kebanyakan waktunya dihabisin di tempat les/bimbel. Sedangkan anak-anak IPS dipandang sebagai kumpulan anak yang males belajar, tukang main, lebih jago hafalan, punya kemampuan bergaul yang lebih oke dibandingkan dengan anak-anak IPA.

Pandangan seperti ini emang nggak cuma lo doang yang ngerasain di jaman sekarang ini. Miskonsepsi ini sebetulnya udah jadi semacam stigma nggak tertulis selama bertahun-tahun dari generasi ke generasi. So, jangan heran kalo stereotype semacam ini nggak cuma ada di pikiran pelajar SMA, tapi juga sampai ke kalangan orangtua bahkan beberapa guru tertentu. Nah, dalam kesempatan kali ini, gua mau coba ngebahas beberapa miskonsepsi atau pandangan umum yang keliru antara jurusan IPA dengan jurusan IPS. Okay, langsung aja yuk kita mulai pembahasannya:

Mitos #1: Jurusan IPA lebih superior dan bergengsi daripada jurusan IPS.

Penyebab adanya miskonsepsi seperti ini bisa jadi bermacam-macam, dari mulai kualitas soal dan tingkat kesulitan yang jomplang antara pelajaran-pelajaran IPA dengan IPS, kualitas/kemampuan guru IPA dan IPS yang berbeda, sampai gengsi dari kalangan orangtua murid. Hal-hal seperti inilah yang justru secara simultan menguatkan miskonsepsi ini dari waktu ke waktu. Tanpa sadar hal seperti ini yang membentuk stigma terhadap jurusan IPA maupun IPS. Sehingga siswa yang nilai akademisnya oke dituntut untuk masuk ke jurusan IPA, padahal mungkin sebetulnya ketertarikan minat dia adalah topik-topik yang berbau sosial.
Cuma karena gak mau dicap sebagai "anak kurang rajin belajar jadi gak mampu masuk IPA" jadinya milih jurusan yang sebetulnya bukan minat dia. Sebaliknya, siswa yang nilai akademisnya kurang oke jadi terpaksa masuk IPS karena standard nilai untuk masuk penjurusan IPA lebih tinggi daripada jurusan IPS, padahal mungkin sebetulnya minat anak ini lebih suka topik yang berkaitan dengan ilmu alam, cuma karena dia males belajar aja jadi terpaksa masuk IPS.

Nah, menurut gua sih idealnya baik lo yang mau masuk jurusan IPA atau IPS, dua-duanya harus punya standar sendiri-sendiri. Jadi, konsepnya bukan yang gak lulus jurusan IPA, langsung dimasukin ke jurusan IPS. Tapi dilihat dulu, apakah anak tersebut emang layak untuk masuk jurusan IPS atau enggak. Intinya setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih jurusan-nya sesuai dengan minat mereka masing-masing, yang tentu cermin yang paling mudah untuk melihat minat adalah nilai akademis masing-masing pelajaran. Terlepas dari nilai akademis itu, emang sebaiknya penjurusan itu dikembalikan lagi pada keputusan masing-masing siswa.
So, dengan ada standardisasi dan konsep seperti itu, sebetulnya nggak perlu ada tuh jenjang superioritas-inferioritas di antara dua bidang tersebut. Baik IPA maupun IPS sebetulnya sama-sama membutuhkan kompetensi yang berbeda-beda dan setiap pelajar bisa jadi bener-bener jago di bidangnya masing-masing.

Mitos #2 :Anak IPA kuat di hitungan, IPS lebih kuat di hafalan

Ini adalah salah satu stereotype yang dari dulu sampe sekarang awet banget nempelnya di masyarakat. Seolah-olah tingkat kecerdasan siswa itu cuma dibagi jadi dua tolak ukur doang: hitungan dan hafalan. Kalo lo jago hitungan ya itu tandanya lo cocok masuk ke jurusan IPA, kalo lo jago ngehafalin, berarti lo cocoknya masuk jurusan IPS. This is so wrong in so many ways!
  • Nggak ada satu pun pelajaran hitungan di IPA, baik Fisika, Kimia, dan Biologi itu sama sekali bukan pelajaran berhitung. Kalau pun ada yang namanya pelajaran berhitung, yang paling deket itu ya pelajaran Akuntansi, itu pun malah dia lebih pas masuk ke jurusan IPS.
  • Nggak ada satu pun pelajaran di IPS yang menuntut hafalan, kalo sekarang lo yang di jurusan IPS masih banyak ngehafalin materi pelajaran, berarti cara belajar lo yang keliru. Baik Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, maupun Geografi itu pelajaran yang menuntut pemahaman konseptual yang komprehensif. Sementara kalo lo udah ngerti konsepnya, dengan sendirinya juga lo akan hafal sama istilah-istilah yang digunakan.
Nih ya, gua mau bahas sedikit pembedahan tingkat kecerdasan yang jauh lebih bener daripada pembagian hafalan-hitungan. Berdasarkan Bloom’s Taxonomy, kemampuan manusia dalam domain kognitif terbagi menjadi tiga aspek, yaitu:
  1. Level 1: Knowledge, yang termasuk dalam knowledge adalah pengetahuan kita mengenai fakta-fakta atau terminologi yang spesifik, pengetahuan mengenai metode-metode tertentu, dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teori-teori universal.
  2. Level 2: Comprehension, Sedangkan comprehension merupakan kemampuan kognitif yang melibatkan kemampuan untuk memahami konsep, membandingkan konsep, menginterpretasikan suatu fenomena atau abstraksi tertentu, dan dapat menyimpulkan main idea dari pembahasan-pembahasan tertentu.
  3. Level 3: Critical Thinking, terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: analysis, evaluation, synthesis.
  • Analysis menguji dan menguraikan informasi dan/atau pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponen-komponen dari informasi tersebut (misalnya: penyebab, efek, dan prevalensi)
  • Evaluation: mengajukan dan mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria tertentu.
  • Synthesis: mengumpulkan informasi-informasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif
So, menurut gue, baik ketika lo masuk jurusan IPA ataupun jurusan IPS, hapalan dan itungan itu bukanlah hal yang patut lo pusingin. Justru hal yang harus lo pastikan adalah apakah lo paham dengan apa yang disampaikan oleh guru/apa yang sedang lo pelajarin. Ketika lo udah paham sama suatu konsep, secara otomatis lo akan familiar dengan konsep tersebut, dan tanpa intensi untuk menghafal, lo akan hafal istilah-istilah dan rumus-rumus itu dengan sendirinya. Pas SMA, gue punya prinsip “Yang penting ngerti dulu, kalau hafal mah itu bonus buat gue.”

Mitos #3: Anak IPA itu emang udah seharusnya lebih jago matematika daripada anak IPS

Miskonsepsi ini sebetulnya salah satu yang paling parah, bahkan di terjadi di kalangan guru sekalipun. Lo tau nggak sih kalo sebetulnya matematika ini bukanlah cabang dari bidang IPA (natural science), dan bukan juga IPS (social science).

"Lha, bukannya selama ini gua pikir matematika itu identik dengan jurusan IPA?"

Nope. IPA maupun IPS adalah science. Maksudnya science, itu artinya ilmu mempelajari hal yang konkrit, sedangkan matematika itu adalah ilmu abstrak, bukan konkrit. Jadi sekali lagi, matematika itu bukan science.
Istilah science artinya kita mempelajari ilmu yang bisa diamati dan bisa direpresentasikan dalam dunia nyata, pembuktiannya disebut dengan evidence. Sedangkan inti dari matematika itu adalah abstract modeling dari logika dimana pembuktiannya biasa disebut dengan proof. Jadi matematika merupakan ilmu pengetahuan murni yang bersifat abstrak dan dia bisa berdiri sendiri tanpa sokongan ilmu-ilmu lain.
So, Matematika itu sama sekali nggak identik sama hitungan apalagi jurusan IPA. Matematika itu gak nyambung sama sekali sama ilmu alam maupun hitungan. Jadi sebetulnya baik jurusan IPA maupun IPS harus sama-sama menguasai pelajaran matematika dengan baik, karena konsep-konsep dasar dari matematika bisa diterapkan untuk membantu cabang-cabang ilmu lainnya dalam proses pengembangan ilmu tersebut.

Mitos #4: Anak IPA bisa masuk semua jurusan kuliah, anak IPS cuma bisa soshum

Ketika gue SBMPTN, banyak temen gue yang ngeluh karena anak-anak IPA dianggap sering “mengambil lahan” anak-anak IPS ketika memasuki  jurusan-jurusan pas mau kuliah.
Sebetulnya sih, hal ini ada benernya juga, mengingat banyak banget anak-anak yang dulunya berada di jurusan IPA tapi pas SBMPTN ngambil jurusan IPC supaya bisa ambil jurusan IPS pas kuliahnya. Termasuk gue juga dari jurusan IPA emang akhirnya milih ngambil Psikologi di UI, hehe..
Terus biasanya kalo anak-anak IPA yang ngambil IPC ada yang lulus pas SBMPTN-nya dalam ngambil jurusan seperti Psikologi, Ekonomi, atau Hubungan Internasional, langsung pada menggerutu seperti ini.

"Halah anak IPA kenapa sih masih ngerebut aja lahan anak IPS!? Padahal kan mereka udah punya jurusannya sendiri, kenapa gak dari awal aja kalo gitu mereka ambil jurusan IPS? Mereka kan pinter-pinter jadi gampang aja kalo mau ngambil soshum, sedangkan kita yang di IPS kan gak bisa segampang itu ngambil jurusan IPA."


Kelebihan IPS dan IPA
  • Kelebihan IPS
1. Ketika memasuki kuliah dengan jurusan sosial seperti ekonomi. Tidak mengalami kesulitan
2.Belajar dan ditekankan belajar tentang kehidupan sosial dan menyadari tentang kehidupan sosial
3.Mudah memasuki jurusan IPS
  • Kelebihan IPA
1. Dapat mengambil apa saja ketika kuliah, tetapi mempunyai kelebihan dan kekurangan
2.Pembelajaran matematika lebih banyak
3. Mudah memasuki jurusan IPA

Kekurangan IPS dan IPA
  • Kekurangan IPS
1. Sulit memasuki jurusan IPA, bukan berarti tidak bisa tetapi mempunyai peluang yang kecil
  •  Kekurangan IPA
1. Lebih banyak mempelajari lingkungan alam dan sedikit mengetahui masalah sosial masyarakat
2. Jika mengambil jurusan IPS akan lebih sulit karena yang lebih ditekankan jurusan IPA

Fakultas dan Jurusan kuliah IPA dan IPS

Setelah lulus, kamu akan melanjutkan keperguruan tinggi. Berikut ini beberapa jurusan perguruan tinggi untuk jurusan IPA maupun IPS.Dibawah ini gambaran perguruan tinggi jurusan IPA maupun IPS, kurang atau lebih, saya minta maaf kurang mendapatkan informasi.

IPA 

1. Teknik Planologi
2. Ilmu Kelautan
3. Meteorologi
4. Kehutanan
5. Teknologi Hasil Hutan
6.Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
7. Astronomi
8. Teknik Pengelasan
9. Teknik Perkapalan
10. Teknik Perpipaan
11. Jurusan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
12. Manajemen Sumberdaya Perairan
13. Budidaya Perairan
14. Teknologi Hasil Perikanan
15. Teknik Design dan Manufaktur
16. Kedokteraan
17. Keguruan dan ilmu kependidikan 
18. MIPA (Fisika, Matematika, Kimia, Biologi)
19.Statistika
20. Ilmu Gizi
21.  Geofisika
22. Teknik Elektro
23. Teknik Sipil
24. Teknik Penerbangan

IPS

Untuk kalian yang memiliki ijazah SMA tapi jurusan IPS, berikut ini saya informasikan daftar sekolah tinggi yang menerima lulusan SMA dari jurusan IPS yang diantaranya adalah : 

  1. Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN)

  2. Akademi Imigrasi  (AIM)

  3. Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP)

  4. Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN)

  5. Akademi Pariwisata Makassar (Akpar Makassar)

  6. Akademi Pariwisata Medan (Akpar Medan)

  7. Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali (STP Nusa Dua Bali)

  8. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STT Tekstil)

  9. Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI)

  10. Akademi Teknologi Kulit (Politeknik ATK)

  11. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STP Bandung)

  12. Politeknik POS Indonesia (Poltekpos)

  13. Politeknik APP Jakarta (Poltek APP)

  14. ATKP Makassar Jurusan Lalu Lintas Udara

  15. ATKP Surabaya Jurusan Pemandu Lalu Lintas Udara

  16. PIP Makassar Jurusan KALK

  17. STT PLN

  18. Sekolah Tinggi Perikanan (STP)

  19. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jurusan KALK (STIP)

  20. Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Jurusan Lalu Lintas Udara, Komunikasi Penerbangan, Penerangan Aeronautika, dan Operasi Bandar Udara (STPI)

  21. Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)

  22. Sekolah Tinggi Manajemen Logistik (STIMLOG


    Kesimpulan 
    Apapun jurusan yang kamu ambil sama sama penting, semua jurusan ipa dan ips mempunyai kekurangan dan lebihan masing masing. Kedua jurusan Ipa dan Ips, kehidupan kita saling membutuhkan. Untuk anak Ipa dilarang saling menjatuhkan dan jangan memandang jurusan Ips dari sebelah mata, guys...

    Mau jurusan Ipa maupun Ips bicarakan dengan orangtua maupun guru BP dan jurusan merupakan penentu, jangan sampai salah langkat dengan cita cita yang kamu harapkan 


Keterangan Sumber :

Huitt, W. (2004). Bloom et al.'s taxonomy of the cognitive domain. Educational Psychology Interactive, 22.

Carey, S. (2009), "Where our number concepts come from", Journal of Philosophy 106 (4): 220–254
 https://www.zenius.net/blog/5483/jurusan-ipa-ips-saintek-soshum
 https://ardiyansarutobi.blogspot.co.id/2015/10/ipa-vs-ips-perbedaan-fakultas-jurusan.html
 http://www.kedinasan.com/2015/11/daftar-sekolah-tinggi-untuk-lulusan-sma.html
 https://www.masukuniversitas.com/daftar-jurusan-kuliah-ipa/

Komentar