Ini Favoriteku Langsung ke konten utama

Informasi Terbaru

Cara Menemukan Minat dan Mengasah Bakat Pada Diri Sendiri

Oleh Kharisma Intania Banyak yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari keturunan ataupun berasal dari lahir. Bakat sendiri dipercaya sebagai hal yang paling disenangi oleh manusia karena bisa membantu manusia. Bakat erat hubungannya dengan pekerjan yang nantinya akan kita kerjakan, misalnya anda memiliki bakat bermain sepakbola, maka anda bisa menekuni sepak bola sebagai pekerjaan. Pun juga jika anda berbakat sebagai pelukis, anda bisa menjadi pelukis atau berprofesi sebagai designer. Kita sering bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya bakat yang kita miliki, banyak orang merasa bosan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan dan menganggap pekerjan yang mereka lakukan tidak sesuai bakat dan kemampuan. Meskipun, jika tidak di asah

Bahayanya briket batubara, yang diduga tewaskan Jonghyun 'Shinee’

Hasil gambar untuk jonghyun

Kim Jong-hyun, anggota boyband Korea Selatan SHINee, diduga meninggal dunia pada Senin (18/12) akibat bunuh diri.
Kim, yang lebih dikenal dengan nama Jong-hyun, ditemukan tak sadarkan diri di apartemen kontrakannya di kawasan Cheongdam-dong, bagian selatan Seoul, sekitar pukul 18.10 waktu setempat. 

Saudara perempuan Jong-hyun merupakan orang pertama yang menelpon layanan darurat. Dalam laporannya, dia meyakini Jong-hyun berupaya bunuh diri

Setelah Jong-hyun dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia, aparat Korsel langsung melancarkan penyelidikan. Sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap, penyelidik meyakini Jong-hyun meninggal dunia akibat menghirup zat beracun. 

Dugaan ini diperkuat oleh temuan barang bukti berupa briket batubara yang tengah dipanggang di penggorengan. 

Bunuh diri menggunakan batubara

Jika Jong-hyun benar terbukti meninggal dunia akibat bunuh diri menggunakan briket batubara, dia bukanlah orang pertama di Korsel yang melakukan tindakan tersebut. 

Penelitian ilmuwan dari Universitas Chung-Ang di Seoul yang dimuat Journal of Korean Medical Science pada 2014 menunjukkan jumlah kematian penduduk Korsel akibat bunuh diri menggunakan briket batubara meningkat sejak 2008.

Selama 2000 hingga 2007, kematian akibat bunuh diri dengan cara menghirup briket batubara yang dibakar mencapai 84 kasus. Pada 2008 jumlahnya meningkat hingga 292 kasus. Kemudian, pada 2011, menyentuh 1.251 kasus. 

Peningkatan angka ini, menurut makalah itu, ditandai dengan peristiwa kematian aktor Korsel, Ahn Jae-hwan, pada 2008. Pria itu diketahui mencabut nyawanya sendiri dengan menghirup asap pembakaran batubara di dalam mobilnya. 

Makalah tersebut mengindikasikan bahwa pemberitaan mengenai kematian Ahn Jae-hwan meningkatkan keingintahuan masyarakat soal bunuh diri menggunakan briket batubara. Hal lainnya adalah kabar bahwa bunuh diri dengan cara tersebut tidak terasa sakit.

Baca Selengkapnya
http://inifavoriteku.blogspot.co.id/2017/12/kisah-suram-para-artis-k-pop-dan.html
http://inifavoriteku.blogspot.co.id/2017/12/bahayanya-briket-batubara-yang-diduga.html
http://inifavoriteku.blogspot.co.id/2017/12/kasus-fans-indonesia-ikut-jonghyun.html
Mitos 'tanpa sakit'

Padahal, sebagaimana dipaparkan Dr Paul Yip Siu-fai, selaku direktur Pusat Riset dan Pencegahan Bunuh Diri di Universitas Hong Kong, bunuh diri dengan cara menghirup batubara tidak terasa sakit dan mudah, adalah mitos belaka. 

Hal senada diutarakan Profesor Dominic Lee Tak-shing yang juga meneliti bunuh diri di Hong Kong.
"Pengalaman itu menyesakkan dan sangat tidak menyenangkan. Proses (bunuh diri dengan cara menghirup asap batubara), membuat tubuh tidak mendapat oksigen, hampir sama seperti dicekik. Orang yang selamat mengatakan hal itu tidak mereka antisipasi atau pikirkan masak-masak sebelumnya," ujarnya dalam laporan yang dimuat British Journal of Psychiatry.

Penyebab utama mengapa seseorang bisa kehilangan nyawanya dan menderita cedera saat menghirup batubara yang dibakar adalah karena batubara yang dibakar mengeluarkan karbonmonoksida (CO) yang beracun.
Riset Il Saing Choi dari Departemen Ilmu Saraf di Universitas Yonsei yang dimuat dalam Journal of Korean Medical Science, melibatkan hampir 3.000 pasien yang mengalami keracunan CO di Korsel pada 1979-1982.

Dari hampir 3.000 pasien yang mengalami keracunan CO, 243 orang mengalami penyakit saraf. Ada pula yang mengalami gagal ginjal, pendarahan usus, serta penumpukan cairan di paru-paru.

Makalah tersebut merujuk kajian literatur yang menyebutkan bahwa konsentrasi maksimum CO yang diperbolehkan terpapar pada tubuh mencapai 0,01% (100 ppm) selama delapan jam dan 0,04% (400 ppm) selama satu jam. 

Apabila jumlah CO yang terhirup lebih dari kadar normal, CO akan mengikat hemoglobin—molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke organ-organ tubuh dan mengembalikan karbondioksida ke paru-paru.

Akibatnya, organ-organ tubuh gagal berfungsi, tubuh kekurangan oksigen, dan keracunan CO.
Keluhan paparan CO ini beragam, dari tingkat rendah hingga tinggi. Di tingkat 20-40%, individu akan merasa pusing dan muntah, sedangkan di tingkat 70% koma dan kegagalan fungsi pernapasan bisa terjadi.

Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal depresi, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:
  • NGO Indonesia: Jangan Bunuh diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com
  • Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID
  • Kementrian Kesehatan Indonesia || telp: (021) 500454

Komentar