Ini Favoriteku Langsung ke konten utama

Informasi Terbaru

Cara Menemukan Minat dan Mengasah Bakat Pada Diri Sendiri

Oleh Kharisma Intania Banyak yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari keturunan ataupun berasal dari lahir. Bakat sendiri dipercaya sebagai hal yang paling disenangi oleh manusia karena bisa membantu manusia. Bakat erat hubungannya dengan pekerjan yang nantinya akan kita kerjakan, misalnya anda memiliki bakat bermain sepakbola, maka anda bisa menekuni sepak bola sebagai pekerjaan. Pun juga jika anda berbakat sebagai pelukis, anda bisa menjadi pelukis atau berprofesi sebagai designer. Kita sering bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya bakat yang kita miliki, banyak orang merasa bosan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan dan menganggap pekerjan yang mereka lakukan tidak sesuai bakat dan kemampuan. Meskipun, jika tidak di asah
Kisah Suram Para Artis K-pop dan Penyebab Jonghyun Bunuh Diri

Kehidupan artis K-pop dikenal glamor dan sangat indah untuk dijalani. Penampilan spektakuler di atas panggung yang dapat menghipnotis para penggemar menjadikan mereka sebagai orang yang selalu dipuja-puja.

Namun, di balik kepopuleran artis K-pop ada banyak hal suram dan problematika yang menyelimuti.
Banyak dari mereka yang harus melakukan perjuangan keras agar dapat tampil di atas panggung dan layar kaca. Sejak kecil mereka harus dididik dan masuk ke dalam kamp-kamp yang akan mengorbitkan artis masa depan. Biasanya, agensi hiburan akan merekrut anak-anak berusia 10 tahun untuk dilatih dan dipersiapkan menjadi bintang K-pop.

Namun, ada konsekuensi yang harus mereka hadapi. Mereka tak dapat bermain dengan teman-teman sebaya bahkan memiliki pacar. Jangankan itu, untuk sakit saja mereka tak ada waktu.
Industri ini kian menggurita dan akan terus berlanjut karena besarnya animo anak muda yang ingin menjadi sosok yang diidolakan. Meski demikian, masih banyak rahasia besar yang belum terungkap. Banyak sisi gelap yang para artis K-pop alami di sepanjang karier mereka.
Belum lama ini pecinta K-pop dunia dihebohkan dengan kabar kematian salah satu anggota boy band terkenal asuhan SM Entertainment, Jonghyun SHINee.

Pria yang merupakan vokalis utama dalam grup tersebut ditemukan meninggal dunia di apartemen miliknya yang terletak di kawasan Gangnam Gu, Cheongdamdong.

Kematian vokalis SHINee telah dikonfirmasi kebenarannya oleh kepolisian setempat. Jonghyun dinyatakan meninggal dunia pada Senin 18 Desember 2017, pukul 18.00 waktu setempat.

Jonghyun SHINee diduga tewas akibat briket batubara yang masih menyala, dan mengeluarkan karbon monoksida.

1. Operasi Plastik




Dalam sebuah kontrak yang ditandatangani, pihak agensi mengharuskan para artisnya melakukan operasi plastik. Bukan hanya wanita, namun laki-laki juga diwajibkan menaati peraturan tersebut.
Kebanyakan dari mereka akan menjalani pembenahan di bagian hidung dan kelopak mata. Masyarakat Korea memang dikenal dengan kelopak matanya yang sipit. Maka dari itu mereka menjalani operasi ganda pada bagian mata sehingga kedua bola matanya dapat terlihat lebih besar seperti orang-orang Eropa.
Biasanya gadis-gadis tersebut telah menjalani operasi plastik sejak usia 20 tahun. Para bintang Korea memang dikenal sebagai sosok yang memiliki cita-cita tinggi. Bagaimanapun mereka harus terlihat sempurna.

2. Kontrak 10 Tahun




Menjadi seorang bintang K-pop tak hanya menandatangani kontrak dan merekam album dalam hitungan bulan saja, melainkan dalam hitungan tahun.
Setidaknya butuh satu dekade sebelum akhirnya para calon bintang siap untuk masuk dapur rekaman dan diorbitkan sebagai bintang.
Selama sepuluh tahun mereka dilatih di kamp K-pop dari pihak agensi. Rata-rata calon artis tersebut berusia sepuluh hingga 13 tahun. Dengan kata lain, mereka akan terikat kontrak selama satu dekade tanpa mendapatkan gaji atau pemasukan dari pihak agensi. Malah para calon artis inilah yang harus mengeluarkan biaya.
Tak ada yang dapat mereka lakukan selain berlatih dan menunggu. Jika ingin membatalkan kontrak, maka calon artis ini haris membayar ganti rugi sebanyak tiga kali lipat.
Begitulah cara industri ini bekerja, ada yang bertahan ada pula yang membatalkan niatnya menjadi sosok idola.
3. Tidak Digaji




Salah satu anggota Girls Generation mengatakan bahwa ia harus menghabiskan 11 tahun di kamp latihan sebelum bisa menghasilkan uang sendiri. Sehingga, mereka mengandalkan pemberian uang dari orangtua. Bahkan beberapa di antaranya tak sama sekali memiliki uang.
Salah satu grup K-pop papan atas Block B pernah mengatakan jika personilnya tak dibayar lebih dari satu tahun. Padahal orangtua mereka sudah mengeluarkan US$ 65.000 untuk keperluan anak-anaknya selama bergabung bersama agensi. Namun mereka sama sekali tak mendapatkan uang sepeserpun.
Dalam kondisi seperti ini, mereka biasanya melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Seperti kelompok Stellar yang harus membeli satu porsi makanan dan dibagi berempat setiap harinya. Ada pula yang rela membuat video musik erotis agar dapat bertahan hidup.

4. Dijadikan Pembantu




Selama bertahun-tahun mendapatkan pelatihan di kamp agensi, calon bintang K-pop menghabiskan waktunya dengan menari dan menyanyi. Terkadang, mereka juga harus berperan sebagai seorang budak.
Salah satu penyanyi bernama Jo-kwon pernah mengatakan bahwa ia pernah dipaksa untuk membuatkan kopi kepada para eksekutif yang datang. Bahkan sempat disuruh melakukan pekerjaan rumah dan mengepel lantai.
Dalam kondisi semacam ini, biasanya para calon bintang akan kehilangan waktu mereka. Jangankan untuk bermain, memegang telepon saja sulit. Mereka dilarang untuk menjalin hubungan dengan siapapun termasuk memiliki kekasih.
5. Bunuh Diri karena Frustasi




Pada tahun 2009, seorang artis Korea bernama Jang Ja-yeon ditemukan tewas di apartemennya. Ia bunuh diri karena tak dapat melanjutkan pekerjaannya lagi.
Dalam cacatan harian, Ja-yeon mengatakan bahwa ia diharuskan melayani nafsu birahi tokoh-tokoh penting di Negeri Gingseng tersebut, Jika ia menolak, pihak agensi tak segan-segan akan mengancam 'membunuhnya'.
Mendengar hal tersebut, pihak kepolisian segera menyerbu kantor agensi tempat Ja-yeon bekerja. Di sana polisi menemukan ruang tersembunyi yang digunakan untuk melakukan melayani nafsu bejat para tamu-tamu penting.
Ruangan itu seolah-olah dibuat seperti rumah bordil dan kerap dikunjungi oleh banyak orang.

6. Populer tapi kesepian

Kepada BBC Indonesia, psikolog Roslina Verauli mengatakan bahwa para selebritas kerap disalahpahami. Mereka dianggap punya segala-galanya, padahal hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk bekerja, sehingga hidup mereka "penuh kehampaan".
"Apa yang bisa membuat kita bertahan sehari-hari? Jawabannya adalah kita punya keluarga yang bisa kita temui, teman yang betul-betul peduli sama kita, dan orang-orang yang bisa kita ajak bicara dengan mendalam. Sementara selebritis besar mati bunuh diri karena mereka sendirian," tutur Roslina.
 jong




Hak atas foto CHUNG SUNG-JUN
Image caption Sang saudari memegang foto Jonghyun di depan peti matinya.
Dia menyebut, kehilangan relasi mendalam dengan orang dekat, tidak adanya waktu untuk diri sendiri dan bahkan untuk beristirahat, membuat sejumlah selebritas kehilangan "kontributor kesejahteraan emosional atas kebahagian".
Alhasil, "sebagian kebahagiaan" para pesohor hilang tergerogoti dan menjadi depresi.
Lalu bagaimana dengan fans yang mengelu-elukan mereka? Apakah hubungan antara idola dan fans memuaskan secara emosional? Menurut Roslina, relasi dengan fans, "dangkal" dan terkadang 'palsu'.
Fans hanya mengelukan mereka di depan panggung, tetapi ketika kembali ke kamarnya, para selebritis hanyalah individu tunggal yang kesepian.
Kesepian membuat pesohor rentan bunuh diri karena ditambah "tingginya tekanan pada mereka untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Sementara kendali mereka atas karyanya kecil. Bisa saja mereka sudah menghabiskan segala energi dan waktu, kemudian merasa sudah bikin karya bagus, tetapi fans bilang tidak. Ini bisa sangat melukai hati mereka."
Lebih tegas lagi, Roslina menyatakan orang yang sangat populer, termasuk untuk profesi di luar dunia hiburan, ambang frustasinya rendah.




"Misalnya ketika album pertama mereka laku sejuta kopi, lalu yang kedua cuma 500 ribu kopi, itu bikin frustasi. Orang awam kan mengiranya masih banyak. Namun, buat dia ketika tidak diapresiasi seperti yang diharapkan, ada penurunan jumlah fans, atau perubahan respons orang atas karyanya, itu bisa bikinfrustrasi dan depresi."

7.  'Segitiga Monster'

Popularitas dan kekayaan yang dimiliki para orang terkenal membuat mereka juga lebih gampang mengakses materi yang berpeluang membuat dorongan untuk melakukan bunuh diri semakin besar. Alkohol dan narkoba adalah dua di antaranya.
Kepala koordinator organisasi yang fokus menghapus stigma soal bunuh diri, Into the Light, Benny Prawira, mengungkapkan kecanduan alkohol atau narkoba, depresi dan perilaku bunuh diri, "memiliki hubungan yang sangat kompleks". Benny menyebut ketiga unsur itu sebagai "segitiga monster".



"Kita harus tahu dalam setiap kasus bunuh diri yang mana yang muncul duluan. Kadang, si selebritis itu awalnya tidak menggunakan zat (alkohol/narkoba), tetapi karena tuntutan kerja dia akhirnya depresi dan mulai mengkonsumsi zat. Mungkin awal-awal membantu, tetapi ketika kecanduan, efeknya bisa menimbulkan gejala bunuh diri."
Di sisi lain, Benny menambahkan bisa saja seorang selebritas itu menggunakan narkoba atau mengkonsumsi alkohol karena zat itulah yang dalam pergaulan mereka, diklaim "ampuh mengatasi stress pekerjaan".
Penggunaan narkoba berpotensi mempengaruhi kesadaran dan mengubah mood dan bisa berujung depresi dan berakhir bunuh diri.

Kepada BBC Indonesia Benny mengatakan bahwa tekanan yang dialami para selebritas tidaklah gampang. Kerja keras yang mereka lakukan hingga mencapai puncak karir, kerap tidak berbalas kebahagiaan malah berujung kesepian, seperti yang disampaikan Roslina.

 foto
Hak atas foto Getty Images Image caption Duka sejumlah penggemar Jonghyun. 
 
"Mereka memilih cara yang menyakitkan untuk mengakhiri hidup mereka, yang mungkin memang jauh lebih menyakitkan lagi. Karena ternyata kondisi lingkungan mereka, memang tidak sesehat yang kita kira, karena tuntutan kepada mereka juga memang banyak."
Roslina dan Benny meminta mereka yang berada di puncak karir untuk meluangkan waktu pulang ke keluarga, bertemu teman yang sebenarnya, karena semua manusia dinilai membutuhkan itu.
"Kita makhluk sosial dan kita baru bisa menjadi manusia yang utuh karena interaksi mendalam dengan orang lain," kata Roslina.

Jika kamu membutuhkan informasi dan konsultasi terkait hal depresi, kamu bisa menghubungi beberapa kontak di bawah ini:
  • NGO Indonesia: Jangan Bunuh diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com
  • Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID
  • Kementrian Kesehatan Indonesia || telp: (021) 500454
Sumber
http://global.liputan6.com/read/3202290/selain-jonghyun-shinee-ini-5-kisah-suram-para-artis-k-pop
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-42436516

Komentar