Oleh Kharisma Intania Banyak yang masih bingung dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, bakat dan kemampuan setiap orang pasti berbeda-beda. Nah, tugas kita adalah menemukan bakat dan kemampuan yang kita miliki. Bakat adalah keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari keturunan ataupun berasal dari lahir. Bakat sendiri dipercaya sebagai hal yang paling disenangi oleh manusia karena bisa membantu manusia. Bakat erat hubungannya dengan pekerjan yang nantinya akan kita kerjakan, misalnya anda memiliki bakat bermain sepakbola, maka anda bisa menekuni sepak bola sebagai pekerjaan. Pun juga jika anda berbakat sebagai pelukis, anda bisa menjadi pelukis atau berprofesi sebagai designer. Kita sering bertanya kepada diri sendiri, apa sebenarnya bakat yang kita miliki, banyak orang merasa bosan dengan pekerjaan yang mereka kerjakan dan menganggap pekerjan yang mereka lakukan tidak sesuai bakat dan kemampuan. Meskipun, jika tidak di asah
Jamaluddin Al Afghani
JAMALUDDIN AL AFGHANI- Biografi Jamaluddin Al Afghani
Pada masa kecil dan remajanya Jamaluddin Al Afghani tinggal di Afganistan tetapi kemudian dalam perjalanan hidup dan aktifitasnya berpindah dari satu Negara kenegara yang lain seperti India, Mesir, Paris dan Turki.
Ketika, ia berada di India, ia pun merasa tidak nyaman, karena wilayah ini pun telah dikuasai oleh inggris. Akhirnya, ia memutuskan untuk pindah ke Mesir pada tahun 1871. Ia menetap di Kairo, ibukota Mesir. Disana, ia memusatkan perhatiannya pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Ia pada masa awal berada di Mesir, berusaha untuk tidak terlibat masalah politik. Ia banyak mengadakan kegiatan ilmiah. Rumahnya dijadikan sarana untuk pertemuan murid-murid dan pengikutnya. Disanalah ia memberikan ceramah, kuliah, dan berdiskusi. Pesertanya sangat heterogen, ada dosen, pegawai pengadilan, mahasiswa al-Azhar, dan lain-lain. Diantara murid yang menjadi pengikut setianya adalah Muhammad Abduh, yang kemudian menjadi seorang tokoh pembaharu juga.
Rupanya, ia tidak terlalu kerasan meninggalkan lapangan politik dan pergerakan. Maka pada tahun 1876, ia masuk perkumpulan politik “Freemanson” Mesir. Ketika itu, campur tangan Inggris dalam bidang politik mulai meningkat. Dan pada tahun 1879, atas usaha Jamaluddin dan beberapa kawannya, didirikanlah partai “Hizbul Wathan” (partai Nasional). Tujuan partai ini adalah memperjuangkan p[endidikan universal, kemerdekaan pers, dan usaha penertasi unsur-unsur Mesir dalam posisi militer. Dengan dukungan partai ini, al-Afghani berhasil menggulingkan raja Mesir waktu itu, Khedewi Ismail. Kemudian diganti oleh putra mahkota, Tawfiq, yang berjanji akan melakukan berbagai pembaharuan sesuai dengan tuntutan Hizbul Wathan. Inggris memandang al-Afghani sebagai seorang tokoh yang berpengaruh dan berbahaya. Maka pada tahun 1879, ia keluar dari Mesir karena tekanan Inggris.
Al-Afghani dipandang seorang tokoh penting, ketika berada di Mesir. Masa delapan tahun berada di Mesir, ternyata memberikan pengaruh yang tidak kecil bagi ummat Islam di sana. Ia merupakan tokoh yang mampu membangkitkan gerakan berfikir orang-orang Mesir, sehingga negeri ini memperoleh kemajuan. Mesir modern merupakan hasil usaha Jamaluddin al-Afghani.
Ketika ia keluar dari Mesir, ia memutuskan untuk pergi ke paris, Perancis. Di sini ia mendirikan perkumpulan yang diberi nama “Al-Urwah al-Wutsqa”. Anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suriah, Afrika Utara, dan lain-lain. Diantara tujuan “Al-Urwah al-Wutsqa” adalah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam, dan membawa Islam pada kemajuan. Untuk publikasinya, maka dibuatlah majalah dengan nama yang sama dengan perkumpulan ini. Majalah itu begitu terkenal di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Sayangnya majalah ini tidak berumur panjang. Peneribitannya terpaksa dihentikan karena dunia Barat melarang majalah ini masuk ke negera-negara Islam atau Negara yang komunitasnya banyak muslim, terutama Negara yang berda di bawah kekuasaan mereka.
Pada masa berikutnya, yakni pada tahun 1892, atas undangan Sultan Abdul Hamid, al-Afghani selanjutnya pindah ke Intambul, Turki. Pengaruhnya di berbagai Negara islam diperlukan dalam rangka pelaksanaan polkitik Islam di Istambul. Bantuan dari Negara-negara muslim sangat dibutuhkan Sultan Abdul hamid untuk menantang Eropa, yang pada waktu itu semakin mendesak keberadaan dan kedudukan Kerajaan Utsmani di Timur Tengah.
Menurut Harun Nasution kerjasama antara al-Afghani sebagai seorang tokoh yang memiliki pemikiran demokratis tentang pemerintahan dengan Sultan Abdul hamid yang mempertahankan kekuasaan otokrasi lama, tidak dapat tercapai. Karena Sultan merasa ketakutan dengan pengaruh al-Afghani yang cukup besar, maka kebebasan al-Afghani dibatasi oleh Sultan. Ia tidak boleh keluar dari Istambul. Ia sampai akhir hayatnya menetap di sana. Ia meninggal tahun 1897. Secara lahir ia merupakan tamu yang mendapat penghormatan, tetapi hakikatnya sebagai tahanan Sultan Abdul Hamid.[2]
- Pemikiran Jamaluddin Al Afghani
Jamaluddin al-Afghani adalah seorang filosuf, orator, dan juga seorang wartawan (jurnalis). Sebagai seorang yang beraktivitas di bidang politik, beliau banyak melakukan perjalanan dari India dan Pakistan sampai ke Istambul Turki, Kairo, Paris, London, dan beberapa negara lain. Beliau bergaul dengan banyak masyarakat muslim di berbagai Negara untuk menghidupkan kesadaran akan kekuatan yang dimiliki ummat Islam yangsangat potensial untuk melawan tantangan kolonialisme
Apa yang dilihat Jamaluddin Al Afghani didunia barat dan apa yang dilihat dan apa yang dilihat beliau didunia islam menurut beliau memberikan kesan bahwa umat islam pada masanya sedang berada dalam kemeunduran, sememntara dunia barat mengalami kemajuan. Melihat kondisi yang demikian mendorong Jamaluddin Al Afghani untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran baru diatarannya : pembaharuannya didasarrka atas keyakinan bahwa agama sesuai untuk semua bangsa, zaman dna keadaan.[3].
Menurut beliau tidak ada pertentangan antara ajaran islam dengan kondisi yang disebabkan oleh perubahan zaman. Kalaupun ada dilakukan penyesuaian dengan mengadakan interpretasi baru terhadap ajaran islam yang tercantum dalam al-Qur’an dan Al-hadist yang tidak boleh menyimpang dari kedua pedoman itu untuk menjamin hal itu dengan melakukan ijtihad. Oleh karena itu beliau dikatakan sebagai orang yang menyerukan Suara Ijtihad yang pertama pada zaman Modern.[4]
- Karya-karya Jamaluddin Al Afghani
- Al-‘Urwah al-Wusqa ( ikatan yang kuat)
- Makidah asy-syarqiyah (tipu muslihat orientalis)
- Diya al-khafiqain ( hilangnya timur dan barat)
- Ar-raddu ‘Ala al-Dahriyin ( menolak kaum mutualisme)
- Risalah fi ar-radd ‘Ala al-Masihiyyah (risalah untuk menjawab golongan kristen)
- Haqiqah al-insan wa haqiqah al-watan (hakikat manusia dan hakikat tanah air)
- Bab ma ya’ulu laihi amr al-muslimin (pembahasan tentang sesuatu yang menjelaskan sesuatu yang melemahkan orang-orang islam)
- Pokok-pokok Pikiran Jamaluddin Al Afghani tentang PAN ISLAMISME
- Pan Islamisme
Ketika gerakan pembaharuan segera memasuki dunia politik Islam, yang ditandai dengan munculnya gagasan ”Pan_Islamisme” Pada awalnya sesungguhnya mulai didengungkan oleh tokoh gerakan Wahabiyah dan Sanusiyah. Namun gagasan itu baru kemudian disuarakn dengan sangat lantang oleh tokoh pembaharuan islam di bidang politik Jamaluddin al-Afghani.
Semangat Pan-Islamisme yang menggelora tersebut, mendorong Sultan Hamid II di Istambul ikut menggelorakannya. Bahkan gagasan ini dengan sangat cepat mendapat sambutan hangat dari negeri-negeri Islam. Tetapi gagasan Pan-Islamisme itu kemudian menjadi redup terutama setelah Turki Utsmani bersama sekutunya, Jerman kalah dalam Perang Dunia I. Disamping itu ikut dipengaruhi juga oleh dihapuskannya system kekhalifahan oleh Musthafa kemal Attaurk di Turki. Ia seorang tokoh tokoh controversial yang sebenarnya mendukung konsep nasionalisme dan rasa kestiaan terhadap bangsa dan negara.[5]
Adapun pengertian Pan Islamisme yaitu dari Yunani, Pan atau Pas artinya semua. Artinya gagasan yang karena Islam merupakan kesatuan, menyatakan bahwa semua umat muslim harus bersatu dalam menghadapi dominasi barat. Istilah ini bercorak politik dan diberikan oleh pengamat barat terhadap gagasan Jamaluddin Al Afghani. Tetapi Jamaluddin Al Afghani menyebut sendiri gagasannya sebagai Jami’ah Islamiyah dan bercorak moral.[6]
Pan Islamisme adalah persatuan umat islam dalam satu ikatan kepercayaan (aqidah) islam. Dengan Pan Islamisme Jamaluddin Al Afghani membangkitkan rasa solidaritas atau ukhuwah islamiyah seluruh dunia. Beliau menyadarkan umat bahwa kondisi umat sedang terjajah oleh barat. tiap umat muslim harus mempunyai rasa cinta terhadap tanah air dan rasa kesadaran untuk membela agamanya. Karena tujuan penjajahan adalah untuk eksploitasi dalam rangka penyebaran agama.
- Pemikiran Jamaluddin Al Afghani dalam Pan Islamisme
- Bidang Politik
“ Dunia Nasrani sekalipun mereka berbeda-beda dalam keturunan dan kebangsaan, mana kala menghadapi timur khususnya Islam mereka bersatu menghancurkan Islam.”
- Bidang Pendidikan
- Bidang Kebudayaan
- Bidang Sosial
- Tujuan Pan Islamisme
- Mempertahankan kemurnian Islam sekaligus pengalamannya serta membersihkannya dari paham-paham asing merusak atau menyimpangnya.
- Menemukan relevansi ajaran Islam dengan perkembangan dan tuntutan zaman termasuk perubahan sosial kemasyarakatan.
- Menyadarkan sekaligus menyeru umat islam untuk tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan as-Sunnah rasul dalam menjalani berbagai bidang kehidupan, serta menghidupkan ijtihad, menghapuskan taqlid buta, bid’ah dan khurafat.[8]
- Pengaruh Pan Islamisme Pada Dunia Islam
Pengaruh Pan Islamisme pada dunia islam dapat dilihat dari adanya kebangkitan Islam karena umat islam menyadari akan posisinya yang terjajah.
Yang dimaksud dengan dunia islam ialah bagian dari dunia antara Maroko sampai ddengan merauke; negeri-negeri dimana umat islam merupakan golongan mayoritas. Yang termasuk dunia islam dapatlah dicatat disini seperti: Maroko, Al-Jazair,Libia,Tunisia, Nigeria, Suadan, Mesir,Siria, Yordania, Irak, Iran, Libanon, Saudi Arabia Afghanistan, Pakistan, Malaysia, Filipina Selatan dan Indonesia.[9]
Negar-negara tersebut diatas adalah yang termasuk dalam dunia islam. Setelah perang dunia II satu demi satu negeri islam melepaskan diri dari belenggu penjajahan menjadi negeri merdeka yang sebelumnya dijajah oleh bangsa asig selama berabad-abad. Kebangkitan dunia Islam adalah sebagai pengaruh dari Pan Islamisme. Hal tersebut seperti yang terjadi di :Indonesia, India dan mesir.
PENUTUP
- Kesimpulan
- Jamaluddin Al Afghani adalah seorang pembaharu dalam Islam yang berasal dari Afganistan. Lahir didesa Asad abad, Kabul, Afganistan. Pada tahun 1838 M beliau wafat di Istanbul pada tanggal 9 maret 1897. Dalam perjalanan dan aktivitasnya beliau berpindah-pindah dari satu Negara ke Negara yang lain.
- Gagasan beliau yang menonjol adalah ide tentang Pan Islamisme (persatuan dunia Islam ) yang menyangkut berbagai bidang :
- Politik, adanya gagasan tentang pembebasan negeri-negeri Islam dari Imperealisme.
- Pendidikan, seruan kepada kaum muslimin akan pentingnya menyerap Sains Modern.
- Kebudayaan, menyeru agar tiap bangsa mengembangkan kebudayaan dan menghargai budaya sendiri.
- Sosial, ide tentang persamaan antar pria dan wanita dalam hal kebebasan dan berakidah.
- Saran
[1]Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam,Ensiklopedi Islam,J II BAru Van Hoeven, (Jakarta: 1993), 298
[2]Hamdani Hamid, Pemikiran Modern dalam Islam, pdf, 46
[3]Ensiklopedi Islam…,299
[4]Yusuf Al Qardhawi, masalah-masalah islam kontemporer,(Yogyakarta:Najah Press 1995), 61
[5]Hamdani Hamid, Pemikiran Modern dalam Islam, pdf, 53
[6]H.A.R. Gibb, Aliran-aliran Modern dalam Islam,(Jakarta: Rajawali Press, 1978), 49
[7]S Takdir Ali Syahbana, Pemikiran Islam dalam menghadapi Globalisasi dan masa depan umat Manusia,(Jakarta:Dian Rakyat, 1992), 145.
[8]Asep Syamsul M.Ramli, Isu-isu Dunia Islam(Yogyakarta: Dinamika, 1996), 42.
[9]Ending Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta:Rajawali Press, 1993), 343
Komentar
Posting Komentar